Magelang (ANTARA News) - Sekitar 250 anak dari sekitar kawasan Candi Borobudur dan beberapa daerah di Jawa Tengah yang tergabung dalam kelompok Sekolah Berbasis Rumah, belajar mengenai Candi Borobudur pada acara Renungan Dharma Budaya Siwi di pelataran candi itu, Senin.

Ketua pelaksana yang juga penanggung jawab sekolah lapangan kawasan Borobudur Eri Kusumawardhani mengatakan kegiatan ini memberi pengetahuan kepada peserta mengenai Candi Borobudur sebagai candi Buddha terbesar di dunia, dan lingkungan sekitar, dalam aspek sejarah, pariwisata, ekonomi, dan sosial budaya.

Selain itu, kata dia, untuk mendorong peran aktif dan kepedulian anak terhadap upaya pelestarian dan pemanfaatan Candi Borobudur dan lingkungannya. Meningkatkan jaringan komunikasi/informasi dan keterampilan anak-anak.

Ia mengatakan kegiatan ini berbentuk pentas baca puisi, geguritan, diskusi, workshop, pelatihan, dan bakti sosial.

Acara renungan budaya berlangsung di pelataran candi sebelah selatan, kemudian anak-anak membersihkan kawasan pelataran candi dengan sapu lidi sebagai bentuk kepedulian lingkungan dan pelestarian Candi Borobudur. Kemudian pentas seni di pelataran candi sebelah barat.

Penanggung jawab kegiatan yang juga koordinator Warung Info Jagad Cleguk, Sucoro, mengatakan, Candi Borobudur memiliki berbagai dimensi pengetahuan, salah satunya nilai-nilai kearifan lokal yang menarik untuk diketahui dan dipelajari.

Berbagai penelitian telah dilakukan para ahli, katanya, tidak hanya dari segi fisik bangunan yang meliputi bidang arkeologi saja, tetapi juga sejarah, teknik, sosial, ekonomi, dan politik.

"Sangat dimungkinkan bahwa melalui penelitian, para peneliti akan jauh lebih mengenal `Borobudur` dibanding dengan mayoritas penduduk yang bermukim di sekitar kawasan Borobudur, apalagi anak-anak seusia SD dan SMP meskipun mereka tinggal di Borobudur," katanya.

Padahal, katanya, nilai-nilai kearifan lokal tersebut sangat penting bagi generasi penerus bangsa.

"Kami harus bangga dan bersyukur atas peninggalan warisan budaya yang sarat dengan makna kearifan ini. Hal ini yang melatarbelakangi kami berinisiatif untuk berbagi pengetahuan tentang Candi Borobudur," katanya.

Ia berharap, melalui program ini anak-anak usia SD-SMP dan remaja mengetahui tentang Borobudur dari beberapa aspek.

Azwar selaku Ketua Bidang Pendidikan Pemuda dan Olahraga DPD Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) Jateng yang menaungi Sekolah Berbasis Rumah, mengatakan, ada beberapa perwakilan anak dari 12 kabupaten/kota di Jawa Tengah ikut dalam kegiatan ini.

"Mereka berasal dari Semarang, Surakarta, Karanganyar, Purbalingga, Banyumas, Cilacap, Tegal, Pekalongan, Sragen, Wonogiri, Kebumen, dan Kudus," katanya.

(H018/M008)